1. Pergantian
Generasi adalah Sunnatullah
Generasi yang baik atau yang buruk
tergantung dari kesungguhan kita
2. Fenomena
Pergaulan bebas (perzinahan), Narkoba, Proses pendangkalan akidah dan
Akhlaq
3. Renungan buat kita apakah kita telah
bersungguh-sungguh atau melalaikannya (1)
4. Gambaran Generasi yang buruk (2)
a. Menyia-nyiakan
Sholat (meninggalkan, tidak awal waktu, meninggalkan berjama’ah, tidak
memperhatikan syarat dan rukun, tidak khusyu)
-
Sholat tiang agama
-
Sholat barometer kebaikan amal (3)
-
Iman dan Kekufuran
-
Mencegah keji dan Mungkar (4)
b. Memperturutkan
hawa nafsu (nafsunya adalah pemimpinnya) (5)
5. Generasi yang
baik mengambil teladan dari para nabi
dan Rasul (6) (7) Penanaman Aqidah Tauhid
6. Buah Aqidah Tauhid :
a. Adanya
muraqabutullah
b. Akan mudah
mengerjakan syariat Allah
c. Memiliki
kepribadian yang kokoh
d. Memberikan
kemanan dan ketenangan
e. Memberikan
nilai rohani (jauh dari stres)
f. Dasar
persaudaraan dan keadilan
7. Aqidah Tauhid
akad didapatkan dengan mempelajari Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW secara
kontinyu dan berkelanjutan dengan memahaminya sesuai dengan pemahaman generasi
terbaik
Dalil-dalil :
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
(1) Hai orang-orang yang beriman, peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka (Attahrim 6)
فَخَلَفَ مِنْ
بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ
يَلْقَوْنَ غَيًّا(59)
(2) Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek)
yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak
akan menemui kesesatan. (Maryam 59)
Shohih Muslim :
(3) “Sesungguhnya amalan yang pertama dihisab pada hari
kiamat adalah Sholat. Jika sholatnya baik, maka baik pula seluruh amalnya.
Sebaliknya jika jelek, maka jelek pula seluruh amalnya.
إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
(4) Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. (Al Ankabut 45)
أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ
إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ
وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ
اللَّهِ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ(23)
(5) Maka pernahkah kamu
melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah
membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati
pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka
siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat).
Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? (Al jatsiayah 23)
وَوَصَّى
بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَابَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى لَكُمُ
الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ(132)أَمْ كُنْتُمْ
شُهَدَاءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ
مِنْ بَعْدِي قَالُوا نَعْبُدُ إِلَهَكَ وَإِلَهَ ءَابَائِكَ إِبْرَاهِيمَ
وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَهًا وَاحِدًا وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ(133)
(6) Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada
anak-anaknya, demikian pula Ya`qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku!
Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati
kecuali dalam memeluk agama Islam".Adakah kamu hadir ketika Ya`qub
kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa
yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab: "Kami akan
menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu)
Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya."
وَإِذْ
قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَابُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ
إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ(13)
(7) Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di
waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kezaliman yang besar". (Lukman 13)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar